Penat dengan rutinitas? Susah fokus ketika menyelesaikan tugas-tugas
kantor? Mungkin ini waktunya untuk membebaskan diri sejenak dari beban
pekerjaan dan segarkan kembali pikiran Anda dengan liburan.
Sebagai referensi, saya akan berbagi cerita tentang serunya traveling ke
Perth dan Margaret River, Australia. Perth hanya berjarak sekitar 4,5 jam dari
Jakarta via perjalanan udara. Ini sudah jadi keunggulan tersendiri karena tidak
banyak waktu terbuang untuk tiba di kota tujuan.
Kota ini menawarkan sejumlah tempat menarik untuk dikunjungi. Bagi yang
senang berswafoto, Perth tak kalah instagramable-nya
dengan kota cantik lainnya di dunia. Pergilah ke Elizabeth Quay, Bell Tower,
dan Kings Park. Di sana terdapat banyak spot yang hasil fotonya pantas dibubuhi #instatravel. Selain itu, di kota Perth
juga banyak gereja tua dengan arsitektur yang sangat apik untuk berfoto ria.
Bagi yang hobi shopping, tersedia
banyak mall dan toko yang menawarkan produk-produk fashion terbaru. Namun, jika Anda memburu barang berkualitas dengan
harga diskon, Anda bisa langsung sambangi Harbour Town dan Fremantle Market.
Tips dari saya, jika Anda perlu membeli oleh-oleh, lakukanlah di Fremantle
Market. Di sini, barang yang sama bisa Anda dapatkan dengan harga setengah dari
harga yang akan Anda dapatkan di toko suvenir di daerah lainnya.
Selagi di area Fremantle, sempatkan juga untuk berfoto-foto sejenak di
Esplanade Park, Fremantle Round House, dan makan siang di Little Creatures.
Mereka menyediakan menu sate daging kangguru, lho. Penasaran dengan rasanya? Sedap
kok. Tidak hanya itu, pemandangan di Little Creatures juga membuat kita betah
berlama-lama duduk di sana.
Bagi penyuka pantai, Perth memiliki banyak sekali pantai indah nan bersih
untuk bermain air, piknik, ataupun jogging. Dua di antara banyak pantai yang paling
saya suka adalah Cottesloe dengan bentangan pasir putihnya yang luas dan Burns
Beach dengan karang-karang dan sunset-nya
yang indah. Dengan banyak dan luasnya pantai-pantai di Perth, kita bisa leluasa
memilih spot yang sepi sehingga seperti punya pantai pribadi.
Dari Perth, kita
bisa berkendara ke arah utara selama sekitar dua jam untuk tiba di Lancelin Sand Dunes. Sesuai namanya, di area
ini terdapat gumuk pasir yang bersih yang bisa digunakan untuk berselancar
pasir. Papannya sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu yang bisa untuk duduk
atau yang untuk berdiri. Papan-papan itu bisa Anda sewa dari toko-toko kecil di
sekitar area gumuk pasir tersebut dengan membayar AUD12 per papan selama dua jam.
Namun, Anda harus meninggalkan uang jaminan sebesar AUD50 yang nantinya bisa
Anda ambil kembali setelah mengembalikan papan. Tips dari saya, meskipun Anda datang di luar musim liburan dan tidak saat
akhir pekan, sebaiknya Anda usahakan untuk tiba di sana sebelum jam 10 pagi agar belum terlalu
ramai. Tips lainnya adalah menjaga kebugaran tubuh, karena berjalan menanjak curam
di atas pasir, sangat butuh tenaga.
Setelah puas sandboarding, tujuan berikutnya adalah The
Pinnacles di Nambung National Park. The Pinnacles merupakan gurun yang dipenuhi
batu gamping yang bermunculan dengan ketinggian yang berbeda – beda. Gurun
pasirnya yang berwarna kuning kecoklatan sangat kontras dengan cerahnya birunya
langit. What a marvelous landscape.
Di hari berikutnya,
dari Perth, saya dan keluarga melanjutkan perjalanan dengan berkendara ke arah Selatan untuk
menuju Margaret River. Sebenarnya hanya butuh sekitar tiga jam dari Perth untuk
tiba di Margaret River. Tapi, sepanjang jalan, banyak kota kecil yang sangat
sayang untuk dilewatkan. Jadi, kami mampir dulu ke Bunbury dan ke Busselton. Di Bunbury kami berfoto di dekat mercusuarnya yang indah. Sedangkan di
Busselton, yang menjadi daya tariknya adalah dermaga kayunya yang merupakan
dermaga kayu terpanjang di belahan bumi Selatan.
Margaret River sendiri merupakan sebuah kota yang menyajikan ragam petualangan
yang berbeda dibandingkan kota lainnya di dunia. Untuk bisa benar-benar
menikmati Margaret River, sebaiknya Anda luangkan waktu tiga hari dua malam.
Karena mampir di berbagai tempat tadi, kami tiba di Margaret River ketika
hari sudah siang. Jadi, di hari pertama, kami hanya sempat berkeliling mencicip
wine lokal berkualitas tinggi di
sejumlah kilang anggur dengan pemandangan yang amat memesona. Namun, jika Anda
tidak minum wine, Anda bisa langsung berkunjung
ke pabrik coklat dan berbelanja aneka varian rasa coklat sambil melihat proses
pembuatannya. Terdapat pula pabrik produk-produk berbahan dasar susu dengan
varian keju yang menggunggah selera.
Di hari kedua, petualangan seru lainnya di Margaret River kami jajaki. Kami
mengawalinya dengan pergi ke Cape Leeuwin yang merupakan mercusuar tertinggi di
Australia Barat. Di sinilah titik pertemuan antara Laut Hindia dengan Laut
Selatan. Angin berhembus sangat kencang. Apalagi, waktu itu memang sedang musim
dingin. Di satu titik, kami bahkan sempat tertahan dan sangat kesulitan untuk
berjalan menerjang arah angin. Tapi, semua perjuangan itu sangat layak dan
justru membuat kunjungan kami terasa semakin seru.
Sekembalinya dari Cape Leeuwin, sebenarnya ada satu destinasi wisata yang
sangat menarik, yaitu Whale Watching. Sayangnya, karena angin sedang sangat
kencang dan ombak cukup tinggi, tidak ada perahu yang bisa berlayar. Untuk dapat gambaran yang lebih jelas, here is a glimpse of how strong the wind was 😄
Namun,
kami tidak terlalu kecewa karena masih banyak tempat lain yang bisa dikunjungi. Tour berlanjut ke berbagai gua dengan stalaktit, stalagmit, dan pencahayaannya
yang ditata begitu indah. Dengan membayar tiket sebesar AUD22,50 untuk dewasa
dan AUD12 untuk anak-anak, kita bisa menikmati eloknya Mammoth Cave yang 50.000
tahun lalu merupakan tempat tinggal hewan-hewan raksasa Australia. Uniknya
lagi, di setiap musim dingin, di gua ini ada sungai kecil yang mengalir yang
menambah cantiknya gua. Oh ya, di Mammoth Cave ini ada banyak sekali tangga dan setelah sampai di pintu exit pun kita masih perlu berjalan sekitar 500 meter dengan kondisi tangga menurun. Jadi, tips dari saya, pakailah alas kaki yang nyaman. Believe me, rasa capeknya kebayar banget kok. Apalagi ditemani pemandangan yang indah sepanjang gua dan sepanjang jalan kembali ke entrance.
Di malam hari, langit begitu cerah. Ribuan bintang bertebaran dan tampak
begitu jelas. Tak perlu banyak kata. Cukup duduk di samping perapian sambil
memandangi langit dan mengisi kembali tenaga yang terkuras selama melakukan
rutinitas pekerjaan di kantor.
Margaret River sungguh menawan. Alamnya yang indah, udaranya yang sejuk,
dan kebersihannya yang terjaga membuat siapa pun yang datang ingin bisa kembali
berkunjung.
Di hari ketiga, kami kembali ke Perth. Namun, jalan-jalan ke Australia
tidak sah rasanya kalau tanpa berfoto dengan kanguru, koala, dan wombat. Untuk
itu, kita bisa datang ke Caversham Wildlife Park. Dengan membayar tiket seharga
AUD29 untuk dewasa dan AUD13 untuk anak-anak, kita bisa bebas berfoto bersama
hewan asli Australia tersebut. Tidak hanya itu, di Caversham Wildlife Park,
pada jam tertentu, kita juga bisa menyaksikan Farm Show; atraksi yang
mempertontonkan cara menggembala domba, mencukur bulu domba, bermain laso, dan
memerah susu sapi.
Lengkap sudah jalan-jalan dan liburan di Perth dan Margaret River. Kota,
desa, gedung-gedung tinggi, bentangan alam, berbelanja, berpetualang, bermain
selancar di gumuk pasir, semua sudah disambangi dan dilakukan.
Energi sudah kembali terisi dan siap untuk kembali berprestasi.